Kamis, 17 November 2011

TRANSPIRASI TUMBUHAN

A. Tujuan

 1. Mengetahui kecepatan transpirasi dalam waktu tertentu
 2. Mengetahui jumlah air yang diuapkan persatuan luas daun dalam waktu tertentu

B. Alat dan Bahan

 1. Botol 100cc  1buah
 2. Timbangan torsi  1 buah
 3. Gunting 1buah
 4. Tanaman Acalipha (puring) secukupnya
 5. Air secukupnya
 6. Kertas HVS secukupnya
 7. Gabus secukupnya
 8. Vaseline  secukupnya

C. Cara Kerja
 
  1. Diisi botol dengan air sebanyak kurang lebih setengahnya dan ditutup dengan gelas berlubang, ukuran lubang disesuaikan dengan diameter ranting tanaman
  2. Dimasukan kedalam tanaman Acalpyna (puring) kedalam botol sampai kedalam air melalui lubang gabus, pemotongan ranting sebelum dimasukan kedalam botol harus dilakukan didalam ember berisi air, tidak boleh dilakukan di udara terbuak
  3. Dioleskan vaseline pada tepi lubang gabus tempat tanaman masukdan sekeliling gabus tempat tanaman masuk
  4. Ditimbang botol tersebut dan dicatat beratnya
  5. Diletakan dalam ruangan yang terkena cahaya atau dekat cendela
  6. Diletekan dalam ruangan yang terkena cahaya
  7. Ditimbang kembali setelah 30 menit, sebanyak 3 kali
  8. DIukur luas daun setelah penimbangan terahir
         a. Setiap daun dibuat pola dengan menggunakan kertas HVS dan seluruh pola daun 
         b. Dibuat potongan kertas seluas 1 cm dan ditimbang beratnya, misalnya= y gram
         c. Rumus total daun x/y
             Menghitung kecepatan transpirasi setiap cm daun setiap jam denagn rumus a/b   
D. Hasil pengamatan

    D.1 Perlakuan dan waktu
          Perlakuan 1(cahaya) : 0menit= 261 gr, 30m= 261 gr, 60m= 259 gr, 90m= 256 gr
          Perlakuan 2(cahaya+angin) : 0m= 247 gr, 30m= 247 gr, 60m= 245 gr, 90m= 245 gr
    D.2 Perlakuan dan kecepatan transpirasi
         Perlakuan 1(cahaya) : 30m= o mg, 60m= 46,78 mg, 90m= 116, 94 mg
         Peralakuan 2(cahaya=angin) : 30m= 23,39 mg, 60m= 46,78 mg, 90m= 46,78 mg

E. Pemabahasan

    Transpiration is a hydrological process that is strangly affected by forest fires (Michales, 2010: 1). Transpiration is generally a large component of the foreat water cycle (Komatsu, 2007: 1). Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis yang sangat dinamis. berperan sebagai mekanisme adaptasi terhadap kondidi linkunganya (Suyono, 2009: 4)
    Pratikum fisiologi tumbuhan mengenai transpirasi yag mempunyai tujuan untuk mengetahui kecepatan transpirasi dalam waktu tertentu serta mengetahui jumlah air yang diuapkan persatuan luas daun dalam waktu tertentu, tanaman yang digunakan adalah daun puring (Acalopyta sp), pada pratikum ini terdapat 2 perlakuan, perlakuan pertama daun puring diletakan dibawah cahaya dan pada perlakuan kedua daun puring diletakan dibawah cahaya diberi angin.
    Berdasarkan hasli pengamatan diketahi pada 30 menit pertama, kecepatan transpirasi daun dengan perlakun dua lebih besar dibandingkan dengan perlakuan pertama, bisa terlihat pada tabel diatas, angka tersebut bukanberarti daun tidak melakukan respirasi akan tetapi dimungkinkan memiliki ketelitian yang kurang sehingga ketika dihitung selisih berat sebelum dan sesudah tidak dapat diketahui karena sangat kecilnya selisih berat.
   Menurut Salisbury (1992), kegiatan transpirasi dipengaaruhi banyak faktor baik faktor dalam maupun luar, faktor dalam anatara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, belapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun.
   Pada 60 menit kemudian didapatkan kecepatan transpirasi yang sama antara daun dengan perlakuan 1 dan 2, yaitu 46, 78 mg/cm, hal ini dimukinkan pada pertengahan waktu perlakuan suatu tanaman yag semula diletakan dibawah lampu dipindah dibawah sinar matahari, pada 90 menit kemudian didapatkan kecepatan transpirasi daun dengan perlakuan pertama lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan ke 2, ini dipengaruhi oleh cahaya dan matahari lebih besar mempengaruhi dibandingakan dengan lampu dan angin.
   Perbedaan kecepatan transpirasi yang didapat menunjukan adanya pengaruh fakor luas terhadap jumlah air yang diuapkan, Menurut Haryanti (2008), pada intensitas cahaya yang tinggi kelembapan udara berkurang, sehingga proses tranpirasi berlangsung lebih cepat.
   Pada pratikum mengenai transpirasi ini, perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman difokuskan pada lapisan epidermis atas maupun bawah. walaupun sebenarnya juga terdapat uap air yang keluar melalui lentisil yang ada di batang, hal tersebut dapat terliaht dari adanya uap air pada botol.
   Menurut Lestari (2006), kekurangan air didalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalaui stomata dan sel lain seperti kutikula, Menurut Tjitrosomo (1985), transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melali kutikula walaupun haya 5- 10% dari jumlah air yang ditranspirasika, didaerah beriklim sedang, air sebagian besar menguap melaluai stomata, Transpirasi dibedakan menjadi 3 maca, berdasarkan tempatnya yaitu transpirasi stomata, transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler. (Dwijoyoseputro, 1989: 90).

Daftar Pustaka


Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuha. Jakarta: PT. Gramedia
Haryati, Sri. 2008. Respon Pertumbuhan Jumlah. Vol 3(10). hal: 20- 26
Komatsu, hikaru. 2007. Bull Tokyo Univ. Vol 117. hal: 1- 9
Lestari, Endang G. 2006. Brodruesitas. Vol 7(1). hal: 44- 46
Suyitno. 2009. Brodervisitas. Vol IX (3). hal 1- 16
Tjitrosomo, S. S. 1985. Botani Umum 2. bandung: Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar